Nama
: VINNY JUWANTI
NPM : 29213159
Kelas : 4EB25
Menurut Hackston
dan Milne (1996), tanggung jawab sosial perusahaan sering
disebut juga sebagai corporate social reporting, social accounting, social
disclosure atau corporate social responsibility merupakan proses pengkomunikasian
dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi
organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat
secara keseluruhan.
Menurut Anggusti (2010:39), cara
pandang perusahaan melaksanakan CSR umumnya diklasifikasikan dalam tiga
kategori.
1.
Sekedar basa basi dan
keterpaksaan. CSR diterapkan lebih karena tekanan faktor eksternal.
2.
Sebagai upaya untuk memenuhi
kewajiban (compliance). CSR diimplementasikan
karena memang ada regulasi, hukum dan aturan yang memaksanya.
3.
Bukan lagi sekedar kewajiban, tapi
lebih dari sekedar kewajiban (beyond
compliance). CSR diimplementasikan karena memang ada dorongan yang
tulus dari dalam (internal driven). Perusahaan telah menyadari bahwa
tanggung jawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit
demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggung jawab sosial dan
lingkungan.
Pengungkapan
dalam laporan keuangan dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu pengungkapan
yang sifatnya wajib (mandatory disclosure),
yaitu pengungkapan yang merupakan
ketentuan yang harus di ikuti oleh setiap perusahaan atau institusi yang berisi
tentang hal-hal yang harus dicantumkan dalam laporan keuangan menurut standar
yang berlaku. Dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary disclosure) yaitu pengungkapan yang bersifat sukarela
dan standar pelaporan pertanggungjawaban sosialnya masih belum memiliki standar
baku atau belum diatur secara tegas dalam PSAK, sehingga jumlah dan cara
pengungkapan informasi sosialnya bergantung kepada kebijakan dari pihak
manajemen perusahaan.
Pengungkapan tanggung jawab sosial
dapat diukur dengan proksi Corporate
Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI)
berdasarkan Global Reporting Initiatives (GRI) yang diperoleh dari website
www.globalreporting.org. Indikator
GRI ini terdiri dari tiga fokus pengungkapan, yaitu ekonomi, lingkungan dan
sosial sebagai dasar sustainability. Pengukuran CSRDI dalam penelitian
ini mengacu pada penelitian Marpaung (2009) yang mengelompokan informasi CSR ke
dalam kategori: masyarakat, konsumen dan tenaga kerja, karena item-item
pengungkapan CSR di dalamnya sangat cocok dijadikan pengukur variabel dependen.
Kategori pengungkapan CSR terlampir pada daftar kategori pengungkapan corporate
social responsibility yang terlampir dalam lampiran ii. Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan content analysis dalam mengukur variety
dari CSRDI. Pendekatan ini pada
dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam
instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak
diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh
keseluruhan skor untuk setiap perusahaan.
Karakteristik Perusahaan Dalam Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Setiap
perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda satu entitas dengan entitas
lainnya. Menurut Lang and Lundholm dalam Anggraini (2006) “karakteristik
perusahaan meliputi antara lain struktur permodalan, pemilik saham,
profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, sektor
perusahaan, status perusahaan, dan lain-lain.”
Dalam
penelitian ini karakterisitik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan sosial
diproksikan ke dalam ukuran perusahaan,
profitabilitas, ukuran dewan komisaris, dan tingkat financial leverage.
Ukuran Perusahaan
Menurut
Mulianti (2010), ukuran perusahaan mempunyai pengaruh penting terhadap
integrasi antar bagian dalam perusahaan, hal ini disebabkan karena ukuran
perusahaan yang besar memiliki sumber daya pendukung yang lebih besar dibanding
perusahaan yang lebih kecil. Pada suatu perusahaan yang kecil maka kompleksitas
yang terdapat dalam organisasi juga kecil. Perusahaan kecil sangat rentan
terhadap perubahan kondisi ekonomi dan cenderung kurang menguntungkan,
sedangkan perusahaan besar dapat mengakses pasar modal.
Tingkat Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu (Munawir, 2004). Bila perusahaan ingin tetap hidup
untuk dapat tumbuh dan berkembang, maka perusahaan harus memperoleh laba atau
dengan kata lain perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan
(profitable).
Menurut Heinze dalam Hackston dan Milne (1996), profitabilitas merupakan faktor yang
membuat manajemen menjadi bebas
dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kapada pemegang
saham, sedangkan menurut teori keagenan mengatakan semakin besar perolehan laba
yang didapat, semakin luas informasi sosial yang diungkapkan perusahaan. Itu
dilakukan untuk mengurangi biaya keagenan yang muncul. Hal ini berarti, semakin
tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan
informasi sosialnya
Tingkat
Financial Leverage
Menurut
Kasmir (2009:150), “leverage
merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya, baik jangka pendek atau jangka panjang”. Rasio leverage digunakan untuk
memberikangambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga
dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu hutang.
Ukuran Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan mekanisme pengensalian intern tertinggi yang
bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak. Komposisi individu
yang bekerja sebagi anggota dewan komisaris merupakan hal penting dalam
memonitor aktivitas manajemen secara efektif (Fama dan Jasen dalam Sitepu
2009).
Dewan
komisaris terdiri dari inside dan outside director yang akan
memiliki akses informasi khusus yang berharga dan sangat membantu dewan
komisaris serta menjadikannya sebagai alat efektif dalam keputusan
pengendalian. Sedangkan fungsi dewan komisaris itu sendiri adalah mengawasi
pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi) dan
bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab
mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan (Mulyadi, 2002).
Menurut
Coller dan Gregor dalam Sitepu (2009) menyatakan bahwa semakin besar anggota dewan komisaris
maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan memonitoring, sehingga yang
dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab
sosial, maka tekanan terhadap manajemen akan semakin besar untuk
mengungkapkannya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Beasly (2000).
Jurnal Penelitian
Jurnal
I
Nama
Jurnal
|
E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana 6.3
|
Volume
/ Halaman
|
Halaman
402-418
|
Nama
Penulis
|
1.
Ni Wayan Oktariani
2.
Ni Putu Sri Harta Mimba
|
Judul
Jurnal
|
Pengaruh
Karakteristik Perusahaan Dan Tanggung Jawab Lingkungan Pada Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
|
Tanggal
Jurnal
|
Tahun
2014
|
Tujuan
Penelitian
|
Untuk
mengetahui pengaruh hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan
saham asing, komposisi dewan komisaris dan tanggung jawab lingkungan pada
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
|
Variable
Penelitian
|
Variable
Independen : Karakteristik Perusahaan Dan Tanggung Jawab Lingkungan Pada
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Variable
Dependen : Reaksi Investor.
|
Kesimpulan
Penelitian
|
Hutang,
profitabilitas, tanggung jawab lingkungan berpengaruh signifikan pada
pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
periode 2008-2012. Ukuran perusahaan, kepemilikan, saham asing dan komposisi
dewan
komisaris tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab
sosial
perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.
|
Jurnal
II
Nama
Jurnal
|
Jurnal
Nominal
|
Volume
/ Halaman
|
Volume
I Nomor I
|
Nama
Penulis
|
1.
Marzully Nur
2.
Denies Priantinah M.Si.,Akt
|
Judul
Jurnal
|
Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan Berkategori
High Profile Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia).
|
Tanggal
Jurnal
|
Tahun
2012
|
Tujuan
Penelitian
|
Mengetahui
pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham publik, dewan
komisaris, leverage dan pengungkapan media terhadap pengungkapan Corporate
Social Responsibility.
|
Variable
Penelitian
|
Variable
Independen : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan
Corporate Social Responsibility.
Variable
Dependen : Profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham publik, dewan
komisaris, leverage dan pengungkapan media.
|
Kesimpulan
Penelitian
|
Profitabilitasyang
diproksi dengan ROA tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR hal ini
dikarenakan ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan
(manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu
informasi tentang sukses keu- angan perusahaan.
Ukuran
perusahaan yang diukur dengan Total Asset berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pengungkapan CSR hal ini dikarenakan semakin besar suatu perusahaan
maka biaya keagenan yang muncul juga semakin besar. Untuk mengurangi biaya
keagenan tersebut, perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang
lebih luas.
Kepemilikan
saham publik tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR hal ini
dikarenakan kemungkinan kepemilikan publik pada perusahaan di Indonesia
secara umum belum mempedulikan masalah lingkungan dan sosial sebagai isu
kritis yang harus secara ekstensif untuk diungkapkan dalam laporan tahunan.
Dewan
komisaris menunjukkan pengaruh yang signifikan dan
negatif terhadap pengungkapan CSR alasan yang bisa menjelaskan ini
dikarenakan dewan komisaris yang berjumlah kecil akan memiliki efektivitas
yang baik terhadap pengawasan manajemen perusahaan. Selain itu, ukuran dewan
komisaris yang berjumlah besar juga menjadi kurang efektif karena dominasi
anggota dewan komisaris yang mementingkan kepentingan pribadi atau
kepentingan kelompoknya sehingga mengesampingkan kepentingan perusahaan.
Leverage
yang diproksi dengan DER (Debt Equity Ratio) menunjukkan pengaruh
yang signifikan dan negatif terhadap pengungkapan CSR hal
ini dikarenakan manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi
cenderung mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar
tidak menjadi sorotan dari para debtholders.
Pengungkapan
media tidak berpengaruh ter- hadap pengungkapan CSR hal ini dikarenakan media
lebih berperan sebagai sarana perusahaan bukan sebagai exposure media yang
mendorong perusahaan melakukan pengungkapan CSR Profitabiltas, ukuran
perusahaan, kepemilikan saham publik, dewan komisaris, leverage dan
pengungkapan media secara bersama-sama mempengaruhi pengungkapan CSR .
|
Jurnal
III
Nama
Jurnal
|
Jurnal
Nominal
|
Volume
/ Halaman
|
Volume
IV Nomor 2
|
Nama
Penulis
|
Anggara
Satria Putra
|
Judul
Jurnal
|
Pengaruh
Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi
Empiris Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013)
|
Tanggal
Jurnal
|
Tahun
2015
|
Tujuan
Penelitian
|
1)
Mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap profitabilitas
perusahaan yang diukur dengan ROA pada perusahaan industri barang konsumsi
yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013.
2)
Mengetahui pengaruh CSR terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dengan
ROE pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun
2010-2013.
3)
Mengetahui pengaruh CSR terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dengan
NPM pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun
2010-2013.
|
Variable
Penelitian
|
Variable
Independen : Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas
Perusahaan.
Variable
Dependen : Return on Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin
(NPM).
|
Kesimpulan
Penelitian
|
a.
CSR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA, hal ini dikarenakan nilai
p-value yang memenuhi kriteria signifikansi sebesar <5% yaitu bernilai
0,02 atau 2%. Variabel CSR juga memiliki pengaruh positif terhadap variabel
Profitabilitas yang diukur menggunakan ROA yang dapat diamati melalui nilai
path coeffisien yang bernilai positif yaitu 0,17. Berdasarkan hasil R2 dapat
diketahui sebesar 0,03 atau sebesar 3%. Artinya CSR hanya mempengaruhi
Profitabilitas perusahaan yang diukur menggunakan ROA sebesar 3% sedangkan
sisanya yaitu sebesar 97% dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar penelitian
ini.
b.
CSR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROE, hal ini ditunjukkan
oleh nilai p-value yang melebihi batas kriteria signifikansi sebesar <5%
yaitu bernilai 0,26 atau 26%. Namun,variabel CSR memiliki pengaruh positif
terhadap variabel Profitabilitas yang diukur menggunakan ROE yang dapat
diamati melalui nilai path coeffisien yang bernilai positif yaitu 0,13.
Berdasarkan hasil R2 dapat diketahui sebesar 0,02 atau sebesar 2%. Artinya
CSR mempengaruhi Profitabilitas perusahaan yang diukur menggunakan ROE
sebesar 2% sedangkan sisanya yaitu sebesar 98% dipengaruhi oleh variabel
lainnya diluar penelitian ini.
c.
CSR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap NPM, hal ini ditunjukkan p-
value yang memenuhi kriteria signifikansi sebesar <5% yaitu bernilai 0,03
atau bernilai 3%. Variabel CSR juga memiliki pengaruh positif terhadap
variabel Profitabilitas yang diukur menggunakan NPM yang dapat diamati melalui
nilai path coeffisien yang bernilai positif yaitu 0,16. Berdasarkan hasil R2
dapat diketahui sebesar 0,03 atau sebesar 3%. Artinya CSR mempengaruhi
Profitabilitas perusahaan yang diukur menggunakan NPM sebesar 3% sedangkan
sisanya yaitu sebesar 97% dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar penelitian
ini.
|
DAFTAR PUSTAKA
http://hertiani.blogspot.co.id/2013/09/pengungkapan-tanggung-jawab-sosial.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar