Sabtu, 14 November 2015

Konsep Laporan Ilmiah

Nama  :           Vinny Juwanti
NPM   :           29213159
Kelas   :           3eb25

Karya ilmiah adalah hasil pemikiran seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan penengatahuan orang sebelumnya(Setiawan, 2010 : 51).
Penyusunan karya ilmiah harus memenuhi kaidah, antara lain: (1) penyebutan sumber tulisan yang jelas. Jika penyusun karya ilmiah mengutip pendapat orang lain, maka sumber kutipan itu harus disebutkan dengan jelas dan lengkap; (2) memenuhi kaidah penulisan kata, frasa, dan kalimat yang sesuai dengan bahasa yang baik dan benar(Wardani, 2007: 20).

Syarat-syarat Ilmiah Sebuah karya ilmiah dikatakan sebagai tulisan ilmiah  apabila memenuhi syarat-syarat penulisan ilmiah sebagai berikut :
1. Komunikatif, artinya uraian yang disampaikan dapat dipahami pembaca.
2. Kata dan kalimat yang disusun penulis hendaknya bersifat denotatif, sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi pembacanya.
3. Bernalar, artinya tulisan itu harus sistematis, berurutan secara logis, ada kohesi dan koherensi, dan mengikuti metode ilmiah yang tepat, dipaparkan secara objektif, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan.

4. Ekonomis, artinya kata atau kalimat yang ditulis hendaknya diseleksi sedemikian rupa sehingga tersusun secara padat berisi.
5. Berdasarkan landasan teoritis yang kuat, artinya suatu hasil karya ilmiah bukan subjektifitas penulisnya, tetapi harus berlandaskan teori-teori tertentu yang dikuasai secara mendalam oleh penulis.
6. Tulisan harus relevan dengan ilmu tertentu, artinya tulisan harus ditulis oleh seseorang yang menguasai suatu bidang ilmu tertentu.
7. Memiliki sumber penopang mutakhir, artinya tulisan ilmiah harus menggunakan landasan teori berupa teori mutakhir (terbaru).
8. Bertanggung jawab, artinya sumber data, buku acuan dan kutipan harus bertanggung jawab dengan menyebutkan sumber tulisan dalam karya ilmiahnya


DAFTAR PUSTAKA 


http://www.kompasiana.com/kangimang/konsep-dasar-menulis-karya-ilmiah_5520ee3d8133110f7719f832
http://nurrulwahiddahh.blogspot.co.id/2014/06/konsep-dasar-tujuan-dan-fungsi-serta.html

Penalaran Induktif dan Deduktif Dalam Karya Ilmiah

Nama  :           Vinny Juwanti
Kelas   :           3EB25
NPM   :           29213159

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. 
Secara umum, ada dua jenis penalaran atau pengambilan kesimpulan, yakni penalaran induktif dan deduktif.
1. Penalaran Induktif dan Coraknya
Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum.
Penalaran Induktif dapat dilakukan dengan tiga cara:
a. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu.
contoh penalaran induktif dengan cara generalisasi adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat membedakan atau menyimpulkan arti tangisan  bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar atau haus, sakit atau tidak nyaman.
b. Analogi
Analogi adalah suatu proses yag bertolak dari peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulan.
contoh penalaran induktif dengan cara analogi adalah sebagai berikut:
1) Dalam riset medis, para peneliti mengamati berbagai efek dari bermacam bahan melalui eksperimen binatang seperti tikus dan kera, yang dalam beberapa hal memiliki kesamaan karakter anatomis dengan manusia. Dari kajian itu, akan ditarik kesimpulan bahwa efek bahan-bahan uji coba yang ditemukan pada binatang juga akan terjadi pada manusia.
c. Hubungan Kausal (Sebab Akibat)
Penalaran induktif dengan melalui hubungan kausal (sebab akibat) merupakan penalaran yang bertolak dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi dalam rangkaian sebab akibat.
Contoh:
Ketika seorang ibu melihat awan tebal menggantung, dia segera memunguti pakaian yang sedang dijemurnya. Tindakannya itu terdorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) adalah pertanda akan turun hujan (akibat).
2. Penalaran Deduktif dan Coraknya
Penalaran deduksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum, teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus. Berdasarkan sesuatu yang umum itu, ditariklah kesimpulan tentang hal-hal khusus yang merupakan bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu.

Contoh :
Semua makhluk hidup akan mati
Manusia adalah makhluk hidup
Karena itu, semua manusi akan mati.
Penalaran deduktif dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga.
Contoh:
Premis mayor : Semua cendekiawan adalah pemikir
Premis minor : Habibie adalah cendekiawan
Kesimpulan : Jadi, Habibie adalah pemikir.

b. Entinem
Entiem adalah suatu proses penalaran dengan menghilangkan bagian silogisme yang dianggap telah dipahami.
Contoh:
Berangkat dari bentuk silogisme secara lengkap:
Premis mayor : Semua renternir adalah penghisap darah dari orang yang
sedang kesusahan
Premis minor : Pak Sastro adalah renternir
Kesimpulan : Jadi, Pak Sastro adalah peghisap darah orang yang kesusahan.




DAFTAR PUSTAKA 

https://hadi27.wordpress.com/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/
https://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran